Cristiano Ronaldo baru saja dinobatkan sebagai juara
FIFA The Best 2017. Namun, muncul pertanyaan soal kepantasannya meraih
gelar pemain terbaik dunia tersebut. Meskipun secara teknis memberikan
gelar Liga Champions dan Liga Spanyol, dari segi performa, sebenarnya
Ronaldo tahun ini jauh lebih menurun dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya.
Dalam Gala FIFA yang digelar di London Palladium
Inggris pada Selasa, 24 Oktober 2017 dini hari, Cristiano Ronaldo untuk
kedua kalinya beruntun mendapatkan trofi FIFA The Best, seperti tahun
lalu. Sementara, dua kandidat lain, Lionel Messi dan Neymar hanya bisa
menatap keberhasilan sang bintang Real Madrid meraih gelar.
Tidak
ada yang meragukan keampuhan Cristiano Ronaldo dalam mencetak gol.
Musim lalu ia mencatatkan 42 gol di semua kompetisi. Itupun dengan
catatan, CR7 tak selalu mendapatkan tempat utama di Liga Spanyol karena
kebijakan rotasi pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane. Namun, apakah hal
itu cukup untuk menjadikannya pemain terbaik?
Filipe Luis, bek
Atletico Madrid dikutip dari Soccerway.com pada (11/09/2017), pernah
berkomentar, "Cristiano Ronaldo tidak melakukan apapun kecuali dalam dua
bulan terakhir musim lalu. Jika bicara soal pemain terbaik, Lionel
Messi adalah orang yang pantas."
Kenyataannya, produktivitas
Ronaldo memang ampuh. Dia juga menjadi penentu kemenangan Real Madrid
atas Juventus di final Liga Champions 2017. Namun jika dilihat dari segi
performa, Ronaldo menjelma sebagai sosok penyerang 'murni' yang berdiri
diam di dalam kotak penalti menyambut umpan-umpan jitu rekannya jadi
gol.
Hal
ini berbeda dengan Lionel Messi, atau sebutkanlah Neymar. Keduanya
lebih banyak terlibat dalam permainan dan aktif membantu serangan tim.
Peragaan skill mereka, yang kadang 'memperolok' tim lawan dengan
melewati sekian defender, lebih komplet pula dibandingkan Ronaldo, yang
tinggal menunggu bola datang.
Messi dan Neymar bagaimanapun
terganggu oleh performa tim. Musim lalu, lini tengah Barcelona sangat
melempem. Klub Catalan memang berhasil menjuarai Copa del Rey, tetapi
fakta bahwa mereka tersingkir di perempat final Liga Champions oleh
Juventus dengan agregat 3-0, dan secara permainan kalah mutlak di lini
tengah, tidak bisa dipungkiri.
Andai Messi dan Neymar punya
barisan tengah yang sepadan dengan tim Real Madrid, hasilnya tentu
berbeda. Namun, bagaimanapun sepakbola adalah permainan tim. Dan di
sinilah letak perbedaan Ronaldo dibandingkan Messi dan Neymar.
Ronaldo
yang menyadari kecepatannya mulai berkurang karena faktor usia, punya
konsep bermain lebih taktis. Dia tidak perlu lagi capek membantu rekan
setimnya untuk membangun serangan. Real Madrid punya lini tengah yang
ampuh untuk hal itu. Tapi Madrid tak punya finisher yang selevel
Ronaldo, dan di sinilah Ronaldo 'merebut panggung utama' dari
rekan-rekannya.
Sementara Messi dan Neymar menunjukkan keindahan
permainan sepakbola, Ronaldo menunjukkan pentingnya efektivitas dalam
sepakbola. Apalah artinya permainan serba menyerang yang akhirnya tak
berujung gol? Cristiano Ronaldo dengan usianya yang sudah 32 tahun,
paham betul soal itu, dan 'mengajarkan' kadang bersikap pragmatis lebih
berujung kesuksesan daripada bersikap terlalu idealis, terutama di dunia
sepakbola modern kala gol dan gelar adalah segalanya.
Home »
barcelona »
cristiano ronaldo »
fifa the best 2017 »
liga spanyol »
lionel messi »
pemain terbaik dunia »
real madrid »
Pantaskah Cristiano Ronaldo Jadi Pemain Terbaik Dunia 2017 di Ajang FIFA The Best?
Pantaskah Cristiano Ronaldo Jadi Pemain Terbaik Dunia 2017 di Ajang FIFA The Best?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment